Apa yang pernah tercanang dipikiranku hari itu insyaallah sampai saat ini
“Jadikan setiap detik pembelajaran, alam takambang jadi guru”
Kita kadang tidak tahu kenapa kita betah dan bahkan bertahan di suatu suasana
dan kondisi dalam hidup. Bahkan orang-orang disekitar kita, termasuk
orang-orang yang kasih kepada kita pun tak tega lagi melihat kita dalam keadaan
tersebut. Terkesan tidak realistis, mungkin dari balik kaca mata orang-orang
itu ini disebut penjerumusan diri.
Tahu kah kau sahabat, aku sedang dan telah melewati beberapa episode kehidupan
yang seperti itu. Ada sebuah rasa yang tidak bisa dijelaskan kepada mu sahabat.
Rasa itu masih bertahan sampai sekarang dalam melewati hidup
ini dengan setiap warna-warna yang berbeda.
hari ini aku mendapatkan bagian yang menguatkan rasa itu, yang akan mematri
rasa itu. Setelah selesai rapat kepanitian sebuah acara ( acara ini yang sangat
aku harapkan bisa terlaksana tahun lalu, Alhamdulillah terealisasinya tahun
ini, mudah-mudahan aku bisa bertahan) seperti biasa setelah bersalaman dengan
yang lain aku menerobos kerumunan dan bersiap berlari menuju kosan, karena
sejuta masalah belum terselesaikan masih menumpuk dibalik pintu kosan itu. Tiba-tiba
seorang adik menghampiri ku, dengan malu-malu ia memulainya “S**** boleh
cerita sesuatu”
setelah mendengar dan berdiskusi berberapa menit. Kami pun membuat keputusan
untuk menyelesaikan problem tersebut.
Setelah menyelesaikan misi dan Alhamdulillah selesai, waktu magrib pun sudah
terlewat beberapa menit yang lalu, dan akhirnya si adik memutuskan memilih
masjid di sekitar daerah tersebut.
karena akunya sedang tidak sholat, aku memutuskan untuk menunggu di luar
masjid, tepat di pintu belakang. Kebetulan di sana ada kursi panjang yang cukup
nyaman untuk diduduki.
sembari menunggu, aku mendengar potongan ceramah ustadz yang sedang mengisi
pengajian. Beliau mengucapkan sebuah hadist
“Di antara (tanda)
kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya"
“ apa yang bermanfaat itu apa ?”
“yang mengandung unsur pahala”
jadi “ diatara ciri kebaikan seorang muslim adalah melakukan sesuatu yang
berpahala, kalau jika tidak berpahala maka ia tinggalkan”
“ dikatakan baik keislaman seseorang yaitu melakukan apapun itu mengandung unsur
pahala “
“ mari kita mulai dari hati “
“ misalnya ada orang yang membuat hati kita sakit, apa yang kita lakukan,? Apa amal
hati kita ? dongkol? Sebel ? marah ? “
“orang yang baik keislamannya akan mengatakan bahwa apakah dongkol itu
berpahala? Apakah sebel itu berpahala ? apakah marah itu berpahala ?”
nah..
disisi lain..
orang-orang mengatakan apakah kamu tidak normal? Kenapa kamu tidak marah ?
ini masalah normal atau tidak normal !
tapi sudah jelas hadist di atas.
misalnya, baimana adanya kemungkaran ?
apakah harus marah ?
tidak!
maka lakukan dengan apa sesuai tuntutan Rasulullah..
“ubah dengan tanganmu…
“ubah dengan lisan,
“ dan selemah-lemahnya… dgn hati
“sukailah orang karena Allah, dan bencilah orang tersebut karena Allah”
tidak senang perbuatanya ?
doakan dia!
………
Si Adik pun sudah selesai sholat.
Saya sangat bersyukur atas ilmu hari ini, yang awalnya saya hanya menafsirkan
hadist tersebut dalam artian tidak bermanfaat = pekerjaan-pekerjaan yang sia-sia.
Tidak ada orang yang sempurna, setiap detik Allah memberikan kita kesempatan
untuk belajar dan memperbaiki diri.
berbahagialah :)