Translate

Kamis, 12 April 2012

NOVEL TAHUN INI


Masyithah
Padang, 5 April 2012
Catatan Harian Calon Dokter
“Jalan Menuju Dokter Muslim”
Setelah membaca buku ini keinginanku menjadi seoarang penulis semakin kuat, ternyata benar bahwa partisipasi itu memotivasi. Saya melihat partisipsi mahasiswa kedokteran (calon dokter) dalam bidang  sastra seperti dalam buku ini sangat menarik. Apalagi esensi yang ada dalam setiap cerita sangat bermanfaat bagi kita khususnya calon dokter dalam membenahi niat dan menuju dokter muslim.
Disini saya hanya ingin mengutip beberapa kalimat dari setiap dua puluh cerita dalam buku ini.
Untuk empat cerita pertama bertemakan:
 “Allah Memilih Jalan Ini”
1.         Mimpi Yang Dipaksakan Berbuah Kesadaran (Emy Kusmiawaty)

Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling besar manfaatnya.
Inilah dasar ia menguatkan tekatnya  menjadi doktrer.
Dan kata-kata motivasi dari seorang ayah tercinta yang namanya mutiara, meskipun di tempat berlumpur atau gundukan sampah, dia tetaplah mutiara. Bukan yang lain.” Seseorang yang  baik tidak selalu beradadi tempat baik. Allah juga mengirim orang orang baik di tempat yang dianggap “buruk” oleh sebahagian manusia.  Padahal, hanya  allah yang tahu baik buruknya sesuatu. Manusia terlalu subjektif memberikan penilain.
.
Kata-kata diatas mengantarkan aku kembali pada kenangan ‘pahit’ dua tahun yang lalu tentang kegagalanku masuk ke PTN dengan jurusan pendidikan dokter. Ya … cerita dia atas juga mengantarkan aku kembali pada cita-citaku dan niat awalku untuk masuk kedokteran.
Semoga di jalan ini, jalan yang mungkin dianggap buruk oleh aku sendiri dulu adalah buruk yang akan membawaku pada-Nya. Amin.

2.       Dia Ingin Saya Menjadi Dokter ? (Anggea Rachmiawaty)

“mungkin kedokteran bukan  yang saya minati, tapi juga bukan sesuatu yang saya hindari. Mungkin bagi saya ilmu kedokteran itu nice to know, bikan nice to share. Padahal jika sudah berilmu, seharusnya kita berbagi, bukan?”
Menjadi dokter adalah pilihan. Dia telah mengizinkan saya memilih. Pilihan menjadi dokter itu bukan suatu ketidak sengajaan . butuh proses di setiap menjalaninya. Pilihan kita untuk menjalani proses itulah yang akan membentuk dokter seperti apa kita kelak.
“mengapa Dia ingin saya menjadi dokter, ya ?” yakinlah, menjadi dokter adalah pilihan dan nikmat dari Allah SWT.”

3.         Dari Balik Dinding Pesantren (Pobby Karmendra)

Memaknai kehidupan di wisma memang sangat penuh warna. Tentunya ukhuwah sangat menonjol disini, begitu cerita dalam tulisannya.
“saat kau kembali ke kampusmu, berceritalah tentang apa saja yang kau lihat di sini. Meski banyak yang harus dibenahi, kami telah memulai cerita. Dari sini. Dari balik dinding pesantren”

4.         Jalan Cinta-Mu (Rafky Yunuar)

Disini di ceritakan… sebuah amanah yang menggiringnya ke jalan-nya.
“Aku sering tersenyum melihat masa laluku. Aku merasa masa itu sungguh lucu. Terjawab sudah kegaulaku, lamunanku dan kesedihan ytang merasuk bersama kedendirianku. Dakwah telah meretas kegelapanku dengan cahaya dari-nya.”
dakwah tak sekedar memberikanku kekuatan dalam beragama tapi juga memperkuat mental dan nuraniku. Dakwah tak menghalangi kegiatan akademis. Dakwah justru memberikanku napas dan cinta yang baru. Bahkan dakwah mampu mewujudkan kesempurnaan profesi dokter yang ingin kucapai.”

 to be continued....