Masyithah
Padang, 5 April 2012
Catatan Harian Calon Dokter
“Jalan Menuju Dokter Muslim”
Setelah membaca buku ini
keinginanku menjadi seoarang penulis semakin kuat, ternyata benar bahwa partisipasi
itu memotivasi. Saya melihat partisipsi mahasiswa kedokteran (calon
dokter) dalam bidang sastra seperti
dalam buku ini sangat menarik. Apalagi esensi yang ada dalam setiap cerita
sangat bermanfaat bagi kita khususnya calon dokter dalam membenahi niat dan
menuju dokter muslim.
Disini saya hanya ingin mengutip
beberapa kalimat dari setiap dua puluh cerita dalam buku ini.
Untuk empat cerita pertama
bertemakan:
“Allah
Memilih Jalan Ini”
1.
Mimpi Yang Dipaksakan Berbuah Kesadaran (Emy
Kusmiawaty)
Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling
besar manfaatnya.
Inilah dasar ia menguatkan tekatnya menjadi doktrer.
Dan kata-kata motivasi dari seorang ayah
tercinta “yang namanya mutiara, meskipun di tempat berlumpur atau gundukan
sampah, dia tetaplah mutiara. Bukan yang lain.” Seseorang yang baik tidak selalu
beradadi tempat baik. Allah juga mengirim orang orang baik di tempat yang
dianggap “buruk” oleh sebahagian manusia.
Padahal, hanya allah yang tahu
baik buruknya sesuatu. Manusia terlalu subjektif memberikan penilain.
.
Kata-kata diatas mengantarkan aku kembali
pada kenangan ‘pahit’ dua tahun yang lalu tentang kegagalanku masuk ke PTN
dengan jurusan pendidikan dokter. Ya … cerita dia atas juga mengantarkan aku
kembali pada cita-citaku dan niat awalku untuk masuk kedokteran.
Semoga di jalan ini, jalan yang mungkin
dianggap buruk oleh aku sendiri dulu adalah buruk yang akan membawaku pada-Nya.
Amin.
2. Dia Ingin Saya Menjadi Dokter ? (Anggea
Rachmiawaty)
“mungkin kedokteran bukan yang saya minati, tapi juga bukan sesuatu
yang saya hindari. Mungkin bagi saya ilmu kedokteran itu nice to know, bikan
nice to share. Padahal jika sudah berilmu, seharusnya kita berbagi, bukan?”
Menjadi dokter adalah pilihan. Dia telah
mengizinkan saya memilih. Pilihan menjadi dokter itu bukan suatu ketidak
sengajaan . butuh proses di setiap menjalaninya. Pilihan kita untuk menjalani
proses itulah yang akan membentuk dokter seperti apa kita kelak.
“mengapa Dia ingin saya menjadi dokter,
ya ?” yakinlah, menjadi dokter adalah pilihan dan nikmat dari Allah SWT.”
3.
Dari Balik Dinding Pesantren (Pobby
Karmendra)
Memaknai kehidupan di wisma memang sangat
penuh warna. Tentunya ukhuwah sangat menonjol disini, begitu cerita dalam
tulisannya.
“saat kau kembali ke kampusmu,
berceritalah tentang apa saja yang kau lihat di sini. Meski banyak yang harus
dibenahi, kami telah memulai cerita. Dari sini. Dari balik dinding pesantren”
4.
Jalan Cinta-Mu (Rafky Yunuar)
Disini di ceritakan… sebuah amanah yang
menggiringnya ke jalan-nya.
“Aku sering tersenyum melihat masa
laluku. Aku merasa masa itu sungguh lucu. Terjawab sudah kegaulaku, lamunanku
dan kesedihan ytang merasuk bersama kedendirianku. Dakwah telah meretas
kegelapanku dengan cahaya dari-nya.”
“dakwah tak sekedar memberikanku kekuatan
dalam beragama tapi juga memperkuat mental dan nuraniku. Dakwah tak menghalangi
kegiatan akademis. Dakwah justru memberikanku napas dan cinta yang baru. Bahkan
dakwah mampu mewujudkan kesempurnaan profesi dokter yang ingin kucapai.”
to be continued....