Translate

Rabu, 26 Maret 2014

Hari ini



Apa yang pernah tercanang dipikiranku hari itu insyaallah sampai saat ini
“Jadikan setiap detik pembelajaran, alam takambang jadi guru”

Kita kadang tidak tahu kenapa kita betah dan bahkan bertahan di suatu suasana dan kondisi dalam hidup. Bahkan orang-orang disekitar kita, termasuk orang-orang yang kasih kepada kita pun tak tega lagi melihat kita dalam keadaan tersebut. Terkesan tidak realistis, mungkin dari balik kaca mata orang-orang itu ini disebut penjerumusan diri.

Tahu kah kau sahabat, aku sedang dan telah melewati beberapa episode kehidupan yang seperti itu. Ada sebuah rasa yang tidak bisa dijelaskan kepada mu sahabat. Rasa itu masih bertahan sampai sekarang dalam melewati hidup ini dengan setiap warna-warna yang berbeda.

hari ini aku mendapatkan bagian yang menguatkan rasa itu, yang akan mematri rasa itu. Setelah selesai rapat kepanitian sebuah acara ( acara ini yang sangat aku harapkan bisa terlaksana tahun lalu, Alhamdulillah terealisasinya tahun ini, mudah-mudahan aku bisa bertahan) seperti biasa setelah bersalaman dengan yang lain aku menerobos kerumunan dan bersiap berlari menuju kosan, karena sejuta masalah belum terselesaikan masih menumpuk dibalik pintu kosan itu. Tiba-tiba seorang adik menghampiri ku, dengan malu-malu ia memulainya “S**** boleh cerita sesuatu”
setelah mendengar dan berdiskusi berberapa menit. Kami pun membuat keputusan untuk menyelesaikan problem tersebut.
 
Setelah menyelesaikan misi dan Alhamdulillah selesai, waktu magrib pun sudah terlewat beberapa menit yang lalu, dan akhirnya si adik memutuskan memilih masjid di sekitar daerah tersebut.
karena akunya sedang tidak sholat, aku memutuskan untuk menunggu di luar masjid, tepat di pintu belakang. Kebetulan di sana ada kursi panjang yang cukup nyaman untuk diduduki.
sembari menunggu, aku mendengar potongan ceramah ustadz yang sedang mengisi pengajian. Beliau mengucapkan sebuah hadist
“Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya"
 “ apa yang bermanfaat itu apa ?”
“yang mengandung unsur pahala”
jadi “ diatara ciri kebaikan seorang muslim adalah melakukan sesuatu yang berpahala, kalau jika tidak berpahala maka ia tinggalkan”
“ dikatakan baik keislaman seseorang yaitu melakukan apapun itu mengandung unsur pahala “
“ mari kita mulai dari hati “
“ misalnya ada orang yang membuat hati kita sakit, apa yang kita lakukan,? Apa amal hati kita ? dongkol? Sebel ? marah ? “
“orang yang baik keislamannya akan mengatakan bahwa apakah dongkol itu berpahala? Apakah sebel itu berpahala ? apakah marah itu berpahala ?”
nah..
disisi lain..
orang-orang mengatakan apakah kamu tidak normal? Kenapa kamu tidak marah ?
ini masalah normal atau  tidak normal !
tapi sudah jelas  hadist di atas.
misalnya, baimana adanya kemungkaran ?
apakah harus marah ?
tidak!
maka lakukan dengan apa sesuai tuntutan Rasulullah..
“ubah dengan tanganmu…
“ubah dengan lisan,
“ dan selemah-lemahnya… dgn hati
“sukailah orang karena Allah, dan bencilah orang tersebut karena Allah”
tidak senang perbuatanya ?
doakan dia!
………
Si Adik pun sudah selesai sholat.
Saya sangat bersyukur atas ilmu hari ini, yang awalnya saya hanya menafsirkan hadist tersebut dalam artian tidak bermanfaat = pekerjaan-pekerjaan yang sia-sia.
Tidak ada orang yang sempurna, setiap detik Allah memberikan kita kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri.
berbahagialah :)